Senin, 21 Maret 2011

STRATEGI DAKWAH KONTEMPORER MENGEMBANGKAN REMAJA MASJID

REMAJA MASJID merupakan salah satu komponen yang berfungsi sebagai wahana pembinaan dan pemberdayaan umat, selain itu juga memiliki peran menyebarkan syiar Islam ketengah-tengah masyarakat sekitarnya dengan program-program pembinaan dan pemakmuran masjid.
Namun amat disayangkan, remaja masjid sering terjebak di dalam kegiatan yang bersifat rutinitas ‘ubudiyah semata, seperti peringatan hari-hari besar Islam (PHBI) dan sejenisnya. Padahal banyak sekali peran dan fungsi yang dimiliki oleh sebuah remaja masjid, sehingga diperlukan kesungguhan dan keahlian yang seksama dalam mengelola sebuah remaja masjid.
            Mengelola remaja masjid pada saat ini memerlukan ilmu dan keterampilan manajeman. Berbagai metode menajemen modern yang ada saat ini merupakan alat bantu yang perlu dipergunakan oleh pengurus remaja masjid. Pengurus remaja masjid harus mampu menyesuaikan diri dengan geliat perkembangan zaman. Tak ada alasan untuk mengelak. Sebab, bukan saatnya lagi pengurus remaja masjid mengandalkan sistem pengelolaan tradisional, yang tanpa kejelasan perencanaan, tanpa pembagian tugas, tanpa laporan pertanggunganjawaban, dan sebagainya.
            Dengan sistem pengelolalan yang tradisional, remaja masjid tak mungkin berkembang. Bukannya maju, mereka malah akan tercecer dan makin lama makin jauh tertinggal bahkan tergilas oleh perputaran zaman. Kegiatannya akan sulit mendapat dukungan dan simpati masyarakat sekitar. Di sinilah pentingnya mempelajari ilmu manajemen modern, atau sekurang-kurangnya menerapkan manajemen praktis dalam mengelola remaja masjid.
            Manajemen sendiri, menurut George R. Terry dapat diartikan sebagai proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
            Strategi pengembangan remaja masjid ada pada 3 (tiga) hal yaitu; Perencanaan, Pemberdayaan SDM, dan Pemasaran Remaja Masjid.

I. Perencanaan (Planning)
            Perencanaan adalah suatu cara untuk merumuskan kegiatan yang diperlukan dalam mencapai tujuan organisasi.
            Dalam hidup ini kitapun harus mempunyai rencana. Merencanakan merupakan sebuah keharusan. Tanpa rencana akan sulit mencapai tujuan. Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. Al Hasyr : 18)
            Perencanaan adalah ibarat kompas bagi seseorang yang memasuki hutan, atau suluh di malam gelap. Perencanaan adalah alat yang paling vital dalam mengelola sebuah organisasi, karena ia merupakan dasar bertindak, merumuskan dengan jelas tujuan/sasaran yang hendak dicapai, menentukan prioritas dan akhirnya merupakan tolak ukur suatu keberhasilan atau kegagalan..
            Maka apabila kita ingin melakukan perubahan dengan mengubah keadaan yang sekarang ke arah peningkatan, tentu kita harus melakukannya melalui perencanaan yang matang. Sebagaimana firman Allah: "Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (QS.13:11).
            Dalam proses perencanaan kita harus mampu membayangkan atau mengantisipasi masa depan dengan asumsi yang berdasarkan logika dan berdasarkan penelitian yang ada. Rencana bukan berangan-angan, tetapi sesungguhnya berhitung dan bekerja keras.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat perencanaan :
1. Visi dan misi yang jelas
            Saat ini Istilah visi dan misi menjadi istilah populer di kalangan aktivis organisasi. Berbagai organisasi berupaya memiliki visi dan misi agar tidak dianggap ketinggalan jaman. Namun hanya sedikit dari aktivis organisasi yang mengetahui arti visi dan misi yang sesungguhnya.
            Misi adalah maksud atau tugas utama organisasi yang unik (yang membedakannya dengan organisasi lainnya). Misi yang dibuat sebuah organisasi harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyan berikut ini:
            1. Siapa kita?
            2. Mengapa kita dibentuk?
            3. Apa yang kita kerjakan?
            4. Apa keunggulan utama kita?
            5. Siapa yang kita layani?
            6. Dimana kita mengerjakannya?
            Misi yang jelas adalah misi yang dibuat dalam kalimat yang singkat dan sederhana (KISS=Keep It Short and Simple), sehingga mudah dicerna dan diingat. Misi berfungsi sebagai pedoman umum bagi organisasi dalam rangka mencapai tujuannya (visinya). Ia ibarat "rute" yang harus ditempuh organisasi. Jika organisasi tidak konsisten menjalankan misinya, maka organisasi menjadi sulit, bahkan tidak mungkin mencapai tujuannya.
            Sedang visi adalah cita-cita atau harapan yang luhur dari organisasi. Visi yang jelas adalah visi yang merupakan gambaran riil dari masa depan organisasi. Oleh sebab itu, visi bersifat materil (konkret dan dapat diukur). Sebaliknya misi bersifat spirituil (kejiwaan).
            Visi yang baik adalah visi yang terfokus dan dibuat dalam kalimat yang menarik, sehingga mampu memotivasi anggota organisasi. Visi sebaiknya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit untuk dijangkau.
            Visi dan misi dapat diubah jika tidak lagi sesuai dengan situasi internal dan eksternal (lingkungan) organisasi. Oleh karena itu, visi dan misi sebaiknya bersifat fleksibel. Sebuah pepatah mengatakan: if you don't change, you'll die (jika engkau tidak berubah, engkau akan mati). Ini juga berlaku untuk visi dan misi organisasi masjid.
2. Program yang realistis
            Banyak organisasi remaja masjid yang membuat program tanpa didasari kemampuan yang ada, sehingga akhirnya mereka membuat program yang cantik di atas kertas tapi sulit direalisasikan. Hal ini karena mereka membuat program tanpa terlebih dahulu melakukan analisa kemampuan organisasi. Salah satu model analisa kemampuan organisasi yang cukup mudah diterapkan adalah Analisa SWOT (SWOT Analysis).
            Analisa SWOT adalah analisa kemampuan yang memperhatikan unsur kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan tantangan atau ancaman (threat) organisasi. Kekuatan dan kelemahan lebih mengarah pada situasi internal organisasi. Sedang peluang dan ancaman lebih mengarah pada situasi lingkungan (eksternal) organisasi.
            Remaja masjid perlu membuat analisa SWOT dengan melakukan pendataan terhadap apa saja yang termasuk kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman organisasinya. Dari data tersebut, lalu dibuat strategi yang nantinya akan mewarnai program kerja organisasi.
            Dari beberapa model analisa SWOT yang ada dan sering dipakai adalah Model Matrik TOWS :
Model Matrik TOWS menghasilkan empat strategi, yakni :
- Strategi SO (memakai kekuatan untuk memanfaatkan peluang)
- Strategi WO (menanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang)
- Strategi ST (memakai kekuatan untuk mengindari ancaman)
- Strategi WT (memerkecil kelemahan dan menghindari ancaman)
            Dari strategi yang dibuat berdasarkan analisa kemampuan organisasi, lalu dibuat program kerja berdasarkan strategi. Bukan berdasarkan obsesi atau keinginan individu. Dan juga bukan berdasarkan "nafsu besar, tenaga kurang."
            Program kerja yang baik sekurang-kurangnya mencakup unsur-unsur sebagai berikut :
a. Latar Belakang
b. Nama kegiatan
c. Target Kualitas dan Kuantitas
d. Indikator Keberhasilan
e. Sasaran kegiatan
f. Waktu kegiatan
g. Tempat kegiatan
e. Biaya kegiatan
            Setelah melakukan analisa kemampuan, dilanjutkan dengan implementasi program yang harus berbobot.  Implementasi program yang berbobot tidak dapat lepas dari pengorganisasian (organizing) dan pengarahan (actuating) yang baik. Beberapa unsur pengorganisasian yang perlu dilakukan remaja masjid antara lain; Membuat struktur organisasi berdasarkan program, membuat uraian pekerjaan tugas (job description) berdasarkan pemerataan tugas, menempatkan personil pengurus berdasarkan kemauan, kemampuan, dan kesempatan, serta menginventarisir sarana/fasilitas dan dana yang dibutuhkan.
            Sedang unsur pengarahan (actuating) organisasi masjid yang perlu diwujudkan antara lain adalah: Kemampuan memotivasi, kemampuan bekerja sama, kemampuan mengelola konflik dan kemampuan berkomunikasi timbal balik.

3. Pendelegasian tugas dan wewenang yang jelas
            Setiap organisasi harus mempunyai pembagian tugas dan wewenang yang jelas bagi pengurusnya. Tugas dan wewenang yang diberikan kepada seseorang harus berdasarkan kecakapannya, bukan berdasarkan kedekatan dan sebagainya. Disamping itu penyerahan tanggung jawab harus disertai kejelasan nama atau jabatan yang bersangkutan supaya dapat menghilangkan keragu-raguan dan mencegah pengalihan tanggung jawab kepada orang lain. Jika  semua orang bertanggung jawab terhadap satu tugas, tugas itu tidak akan dapat dilaksanakan. Sebab nantinya setiap orang akan beranggapan bahwa orang lain akan melakukannya.
            Tugas dan wewenang yang diberikan juga harus disertai dengan kejelasan tanggung jawab kepada siapa harus bertanggung jawab? siapa saja yang dapat berkoordinasi? sejauhmana wewenang yang diberikan?.

II. Pemberdayaan SDM
            Pemberdayaaan SDM remaja masjid adalah upaya terus menerus untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas remaja mesjid menjadi da'i yang memahami cara berda'wah yang baik (fiqhud da'wah). Sebab da'wah membutuhkan seni  tersendiri dalam menyampaikannya, sebagaimana firman Allah: "Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik ..." (QS. An Nahl : 125).
            Sedangkan para remaja (SDM) yang  mengurusinya juga merupakan orang-orang "pilihan" yang mempunyai karakteristik tersendiri yaitu sebagaimana tercantum dalam surat At Taubah ayat 9.
            Oleh karena itu pemberdayaan SDM remaja masjid adalah sebuah program yang harus di tindak lanjuti secara serius. Potensi yang ada harus selalu diasah dengan berbagai ketrampilan-ketrampilan yang dapat mendukung kinerja remaja masjid itu sendiri. Ketrampilan-ketrampilan bisa didapat melalui pelatihan-pelatihan yang bermutu, studi banding, seta kegiatan-kegitan ilmiah lainnya.
            Dalam pemberdayaan SDM hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:
1. Penumbuhan motivasi dalam bekerja (achievement motivation).
            Motivasi merupakan motor utama dalam beraktifitas. Ia merupakan kekuatan yang mendorong atau menarik yang tercermin dalam tingkah laku yang konsisten menuju tujuan tertentu.
            Motivasi harus selalu di perbaharui agar tidak mengendur di pertengahan jalan. Oleh sebab itu remaja masjid harus selalu menyadari bahwa sesungguhnya memakmurkan masjid adalah tugas yang sangat mulia dan 'nyunnah'. Bukankah Rasulullah dahulu menjadikan mesjid sebagai pusat aktivitas masyarakat. Bagaimana beliau menjadikan masjid sebagai sebuah basis untuk menata sebuah masyarakat.
            Orang yang mempunyai motivasi tinggi umumnya mereka mempunyai beberapa karakter sebagai berikut :
1. Suka memecahkan persoalan pribadi.
2. Cenderung mengambil tantangan (taking risk).
3. Selalu menggunakan umpan balik.
4. Merasa memiliki waktu terbatas.
5. Mengerjakan sesuatu penuh kreatifitas dan inovatif.

2. Pengembangan jiwa kepemimpinan (leadership skills).
            Pengurus remaja masjid diharapkan juga memiliki jiwa pemimpin. Mereka dapat mengatur dirinya sendiri tanpa terpengaruh dengan  perkembangan yang ada di sekitar. Ciri orang yang berjiwa kepemimpinan adalah mereka dapat bervisi akan masa depan, kemudian mengembangkan suatu strategi dalam menggapai visi tersebut dengan cara membangun kerjasama dengan berbagai pihak serta selalau memberikan motivasi yang kuat untuk melaksanakan strategi yang telah dibuat.

3. Penumbuhan pribadi - pribadi yang proaktif dan kreatif.
            Pribadi yang proaktif adalah pribadi yang selalu mempunyai sikap inisiatif,yang penuh tanggung jawab untuk membuat suatu hal terjadi.  Keputusan yang diambil bukan berdasarkan perasaan atau pengaruh lingkungan disekitarnya, tetapi sikap dasar (nilai-nilai) yang dianutlah yang mengendalikan jiwanya dalam menentukan keputusannya.
            Sedangkan pribadi yang kreatif adalah  pribadi yang mempunyai kepekaan akan sesuatu problem dan banyak mengeluarkan banyak ide-ide alternatif dalam rangka mengatasi problem tersebut serta dapat mengkombinasikan berbagai macam ide dengan berbagai macam cara dengan pandangannya yang fleksibel untuk melakukan perbaikan secara konstruktif.
4. Penerapan pola pengkaderan yang berkesinambungan Sehingga diharapkan dapat menghasilkan kepengurusan yang dinamis, meliputi:
           
  • Bagaimana Strategi Perekrutan Anggotanya ?
  • Bagaimana Proses Pembinaannya ?
  • Bagaimana Pasca Pembinaan / Alumni ?
  • Bagaimana Evaluasinya ?

III. Pemasaran
Makna Strategi Pemasaran Remaja Mesji
Strategi             : Pola keputusan yang konsisten dan integral untuk mencapai tujuan
    organisasi
Pemasaran        : Suatu upaya optimal memuaskan kebutuhan konsumen demi mencapai
    keuntungan yang langgeng bagi organisasi
Strategi pemasaran remaja mesjid : Suatu pola keputusan yang konsisten dan integral untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang dilakukan oleh pengurus organisasi remaja mesjid demi tercapainya tujuan organisasi remaja masjid
Manfaat Strategi Pemasaran Remaja Mesjid
Bagi pengurus :
1. Terpacu untuk berpikir kreatif
2. Peka terhadap permasalahan umat
3. Menjadi pribadi yang inklusif
4. Menghilangkan  kejenuhan berorganisasi
5. Menumbuhkan semangat kompetisi
Bagi organisasi :
1. Menambah kuantitas anggota
2. Mempermudah kaderisasi
3. Meningkatkan nilai tambah organisasi
4. Memelihara eksistensi organisasi
Bagi umat :
1. Menambah jumlah muslim yang mendukung perjuangan umat
2. Meningkatkan kemampuan umat untuk bersaing dengan umat lainnya
3. Memberikan sumbangsih menuju umat yang "rahmatan lil alamin"
Sasaran Strategi Pemasaran Remaja Mesjid
1. Terwujudnya kinerja organisasi remaja mesjid yang mampu menarik konsumen
2. Tercapainya visi/misi organisasi remaja mesjid
3. Terealisirnya program kerja yang sesuai dengan sumber daya yang ada
Sedangkan dalam Pemasaran, hal yang harus diperhatikan adalah;
1. Metode da’wah yang lebih kreatif, variatif dan persuasif.
2. Mengembangkan program-program yang bersifat inklusif
3. Mensosialisasikan program-program kepada masyarakat dengan inovatif.

Wallahu’alam bishowab

Minggu, 20 Maret 2011

Mengapa Harus Mendidik Anak

Seorang supir sebuah taxi mengeluh kepada saya " andaikan membunuh tidak berdosa, maka saya akan bunuh anak saya sendiri ". Tentu saja saya terkejut mendengar pernyataan itu. Namun setelah dia bercerita latar belakang kekecewaanya sehingga saya menemukan jawaban bahwa si sopir tersebut mengeluhkan tingkah laku anaknya yang sudah diluar kewajaran dalam berprilaku yang tidak baik, semua perbuatan jelek sudah dilakukan mulai dari berkata kotor , bikin onar, mencuri, narkoba dan seterusnya kecuali menghilangkan nyawa (na'udzubillah).
" Saya sekarang taubat dan menyesali yang selama ini tidak memperhatikan anak saya, dia saya terlantarkan" aku bapak tersebut dengan semangat menunjukkan bahwa dia semakin sadar.
Seperti kita maklumi bersama, sekarang banyak kita dapatkan di negeri ini, generasi kita yang masih berusia anak - anak namun sudah terkenal karena perbuatan "istimewanya" dari memperkosa, minum, sodomi hingga membunuh. Hal ini terjadi karena banyak faktor yang menjadi penyebabnya antara lain :
Pengaruh tayangan televisi, media informasi dan sejenisnya, dengan sangat terbuka dalam menayangkan adegan kekerasan bahkan memperlihatkan kucuran darah segar dalam sebuah adegan pembunuhan. Apalagi kalau sudah anak - anak teebius oleh sinetron (bersambung) yang menceritakan kisah cinta seseorang dan berebut pacar sampai berakhir pada teror dan saling membunuh, sampai saya tidak percaya bahwa ini adalah negeri saya sendiri, belum lagi mainan PS yang hampir pasti menjadi santapan anak - anak setiap hari, saya melihat ada kaset yang mempertontonkan betapa kemarahan seorang actor dalam suatu adegan kekerasan dima dia seumur- umur pekerjaanya membunuh orang dengan membabi buta siapapun yang tidak disukai pasti dia bunuh dengan golok yang menyeramkan, tetapi adegan ini setiap hari dilihat anak - anak dengan bebas. Jangankan sholat, makan bahkan tidurpun sampai mereka lupakan.
Realitas lingkungan sekitar kita dan kegelisahan supir kenalan saya adalah satu contoh dari jutaan kenyataan kisah anak di negeri kita bahwa anak menjadi korban keganasan lingkungan yang mengajarkan dia untuk berbuat yang tidak baik, maklum teman - temannya juga melaksanakan perbuatan tidak baik karena setiap hari dia melihat, kemudian dia ikuti maka akhirnya anak tersebut menjadi bagian dalam perbuatan kotor setiap hari.
Perhatian dan pembimbingan orang tua menjadi kebutuhan utama dalam mendidik anak. "jujur saya pak, saya memang tidak pernah memperhatikan anak saya. Saya justru hidup menjadi gelandangan yang tidak punya tujuan" aku seorang supir kenalan saya itu. Disisi lain anaknya hidup pada lingkungan bobrok sementara pembimbingan ke arah baik sama sekali tidak ada.
Posisi strategis di sini adalah peran orangtua baik dalam konteks formal maupun nonformal. Kembali lagi ke Alqur'an, maka Allah SWT telah memberikan informasi penting sekaligus sebagai pedoman kepada kita bahwa didalam QS. Al furqon 74, Al Kahfi 42, QS. Al An'fal 28, QS. Attaghobun 14-15
Ternyata ada anak - anak kita labelnya adalah Qurrota A'yun (Penyejuk pandangan mata), Zinatul Hayatiddunya (Penghias kehidupan dunia), Fitnatun lakum (ujian bagi orang tua), dan 'Aduwwun lakum (musuh bagi orangtua).
Siapapun pasti takut jika anak - anaknya menjadi fitnah dan musuh dalam kehidupan dunia, maka keluhan supir di atas bisa kita fahami sebab sebagai orangtua tidak hanya malu setiap mendengar berita tentang keburukan perilaku anaknya tapi juga kasihan akan masa depan anaknya, terkadang orangtua berfikir bagaimana mengahadapi pertanggungjawaban disisi Allah SWT nantinya.